Apa Saja Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya itu?

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Apa Saja Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya itu? - Untuk mengetahu terjadinya perubahan dalam masyarakat, tentu diperlukan pengetahuan berkaitan dengan apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu. Adakalanya perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu dilakukan secara sadar oleh masyarakat, tetapi juga ada perubahan yang tidak disadari. </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perubahan terjadi dengan berbagai alasan. Misalnya suatu hasil budaya itu sudah tidak berfungsi lagi (rusak), perlu pembaharuan (ketinggalan jaman), untuk meningkapkan produktivitas, dan sebagainya. Karena itu harus menyesuaikan dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dari beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan itu, berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab perubahan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>1. Faktor Geografis</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Faktor geografis meliputi lingkungan fisik, lingkungan alam. Faktor fisik seperti letak geografisnya akan mempengaruhi perubahan itu. Pada daerah yang sukar untuk dijangkau tentu perubahan akan sangat lamban terjadi karena kontak budaya akan terbatas. Itu berarti bahwa perubahan budaya berkaitan dengan lingkungan alam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Banyak bangunan kuno menjadi perubah secara fisik karena faktor temperatur termasuk keadaan cuaca. Bangunan candi misalnya akan cepat ditumbuhi lumut kalau temperaturnya lembab.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>2. Faktor-faktor Teknologis</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Faktor ini berkaitan dengana adanya penemuan baru dari masyarakat. Penemuan-penemuan baru yang terjadi dalam masyarakat dapat dalam bentuk 2 macam yaitu:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ul> <li>discovery (penemuan) dan</li> <li>invention (diterima/diterapkan).</li> </ul> <br /> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Discovery </i></b>adalah penemuan baru baik berupa alat (fisik) maupun ide (non fisik). Misalnya mesin penggilingan gabah yang menghasilkan beras.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZ20qp1CVW30Fad-MQPnmR0rNKEIoiW2WBq_yAeLS1aLNy2ouiCHCsx2L3xNoijRNBr2tMn5JZPbuh1z8wL1Moh7KkTcr5tuZyAsfYAdoHOnBZ-Tp4eNVrKKpXn6G6aRzhbTFkjgr04H8/s1600/Mesin+panen+padi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Apa Saja Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya itu?" border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKZ20qp1CVW30Fad-MQPnmR0rNKEIoiW2WBq_yAeLS1aLNy2ouiCHCsx2L3xNoijRNBr2tMn5JZPbuh1z8wL1Moh7KkTcr5tuZyAsfYAdoHOnBZ-Tp4eNVrKKpXn6G6aRzhbTFkjgr04H8/s320/Mesin+panen+padi.jpg" title="Apa Saja Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya itu?" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Invention</i></b> adalah kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu. Masyarakat menerima proses penggilingan gabah itu sehingga meninggalkan cara lama dengan menumbuk padi. Dulu masyarakat membajak sawah dengan bantuan sapi, tetapi sekarang memakai traktor tangan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dengan demikian discovary menjadi invention, walaupun memerlukan waktu yang lama untuk proses adaptasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>3. Penduduk</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pertambahan penduduk terlalu cepat seperti di Jawa mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan. Misalnya struktur masyarakat dan lembaga kemasyarakatan. Muncul perkampungan baru dengan penduduk yang hiterogin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di kompleks perumahan yang baru, tinggal masyarakat majemuk karena mereka berasal dari berbagai daerah, suku bangsa, agama. Kita tentu pernah mendengar masyarakat transmigran. Pemerintah Indonesia mencoba menciptakan pemerataan jumlah penduduk dan kesejahteraan. Karena itu dilakukan pemindahan penduduk melalui transmigrasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Daerah yang penduduknya padat seperti Jawa, Bali dipindahkan ke Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Papua.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Muncullah perkempungan para transmingran. Lambat laun terjadi percampuran nilai-nilai budaya masyarakat pendatang dengan masyarakat asli. Percampuran itu disebut dengan proses <b><i>akulturasi kebudayaan</i></b>.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Akultursi kebudayaan adalah</i></b> fenomena yang timbul jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak. Kontak dapat berlangsung secara langsung dan terus menerus. Akibatnya timbul perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelomppk atau ke dua-duanya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Proses akulturasi timbul bila suatu kebudayan tertentu dihadapkan dengan unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda. Unsur kebudayaan asing itu lambat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayan sendiri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di samping faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan sosial dan budaya, terdapat juga faktor penghambat atau faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan. Faktor-faktor itu antara lain:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain</li> <li>Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lamban</li> <li>Sikap masyarakat yang masih sangat tradisional</li> <li>Prasangka negatif terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup (eksklusif).</li> </ol>

Pendidikan Zone - Apa Saja Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya itu? - Untuk mengetahu terjadinya perubahan dalam masyarakat,...

Sebutkan Pengertian Perubahan Sosial-Budaya!

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Sebutkan Pengertian Perubahan Sosial-Budaya! - Masih ingat keadaan sekolah kita ketika masih SD? Bagaimana keadaannya, jalan-jalan yang sering kita lewati termasuk warung atau toko-tokonya, bangunan-bangunannya, dan orang-orang yang sering kita jumpai ketika itu? Apakah ada perubahan atau masih tetap seperti yang dulu?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika kita amati di sekitar kita, nampak bahwa anak-anak sekarang kebanyakan bermain gadget. Tentu berbeda dengan kebiasaan anak-anak jaman dulu yang menggunakan alat yang dibuat sendiri. Model permainannya juga berbeda. Kalau dulu anak-anak main petak umpet.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika ditelusuri perkembangan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, bahwa perubahan itu berkaitan dengan adanya perbedaan, perbedaan itu berkaitan dengan waktu dan keadaan masyarakat. Pada masyarakat perkotaan tentu perubahan itu akan lebih cepat terjadi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9J-4v-8sVi7MXhRXNt6ZPjgxIPdKzwM6WxsrMDxjb4zsTV0eunP5pc6mPZab5DEGN8hTHuHRtv13X9MqKXfJE7muPiYps4nIYnb797JjTqS7HicyTff3m-8EnuJp2uPC514esE_pRdsRg/s1600/Permainan+anak+dulu+dan+sekarang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sebutkan Pengertian Perubahan Sosial-Budaya!" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9J-4v-8sVi7MXhRXNt6ZPjgxIPdKzwM6WxsrMDxjb4zsTV0eunP5pc6mPZab5DEGN8hTHuHRtv13X9MqKXfJE7muPiYps4nIYnb797JjTqS7HicyTff3m-8EnuJp2uPC514esE_pRdsRg/s320/Permainan+anak+dulu+dan+sekarang.jpg" title="Sebutkan Pengertian Perubahan Sosial-Budaya!" width="229" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berkaitan dengan perubahan budaya, kita dapat mengkaitkan dengan bentuk-bentuk kebudayaan itu. Budaya yang bersifat fisik lebih mudah berubah. Misalnya mode pakaian, potongan rambut, bentuk rumah, bentuk meja-kursi dan sebagainya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sedangkan budaya non fisik relatif lamban mengalami perubahan seperti, tradisi, sistem kepercayaan, etika, nilai dan norma-norma lainnya yang ada dalam masyarakat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berikut ini salah satu contoh definisi perubahan sosial budaya di antara sekian banyak definisi yang pernah dirumuskan oleh para ahli sosiologi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Perubahan sosial budaya adalah</i></b> perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Difinisi lainnya <b><i>perubahan sosial adalah</i></b> segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan yang kemudian mempengaruhi nilai-nilai, sikap-sikap, pola-pola perilaku antara kelompok-kelompok yang terdapat dalam masyarakat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di samping perubahan dalam hal bentuk, ternyata perubahan itu juga berkaitan dengan fungsi. Hal ini</div> <div style="text-align: justify;"> nampak dari fungsi Stupa Burubudur ketika dulu didirikan berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Budha, tetapi sekarang monumen itu lebih banyak berfungsi sebagai obyek wisata.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam perubahan sosial dan budaya masyarakat ternyata ada budaya yang mudah berubah dan ada budaya yang lamban mengalami perubahan.</div>

Pendidikan Zone - Sebutkan Pengertian Perubahan Sosial-Budaya! - Masih ingat keadaan sekolah kita ketika masih SD? Bagaimana keadaannya, ja...

Soal dan Kunci Jawaban Ulangan IPS Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Soal Ulangan IPS Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan - Berikut ini contoh soal ulangan harian dan kunci jawabannya IPS materi Kondisi Indonesia setelah Pengakuan kedaulatan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>SOAL PILIHAN GANDA</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Konferensi Meja Budar (KMB) menghasilkan keputusan penting, di antaranya:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Pengembalian hak milik Indonesia yang dirampas Belanda</div> <div style="text-align: justify;"> b. Pengakuan kedaulatan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia</div> <div style="text-align: justify;"> c. Indonesia dan Belanda sepakat untuk menghentikan peperangan</div> <div style="text-align: justify;"> d. Belanda siap menarik seluruh tentaranya dari wilayah RI</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Indonesia menyatakan kembali ke Negara Kesatuan sejak 17 Agustus 1950 karena:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Semua negara anggota RIS mendukungnya</div> <div style="text-align: justify;"> b. Sistem federasi sebaiknya dilaksanakan di negara-negara liberal</div> <div style="text-align: justify;"> c. NKRI sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI 17-8-1945</div> <div style="text-align: justify;"> d. Negara-negara bagian tetap dikendalikan oleh Belanda</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Jatuhnya Kabinet Sukiman-Suwiryo pada tanggal 23 Februari 1952 karena:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Tidak tahan menghadapi partai-partai oposisi</div> <div style="text-align: justify;"> b. Dianggap condong ke Blok Barat</div> <div style="text-align: justify;"> c. Belum mampu melaksanakan politik bebas aktif</div> <div style="text-align: justify;"> d. Tidak mendapat kepercayaan dari DPR</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Kabinet pertama yang memerintah Indonesia pada masa demokrasi liberal adalah:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Kabinet Natsir</div> <div style="text-align: justify;"> b. Kabinet Wilopo</div> <div style="text-align: justify;"> c. Kabinet Sukiman-Suwiryo</div> <div style="text-align: justify;"> d. Kabinet Ali Sastroamidjojo</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Sesudah Pemilu 1955, instabilitas politik Indonesia terus berlangsung karena:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Konstituante tidak dapat melaksanakan tugasnya</div> <div style="text-align: justify;"> b. Pemilu 1955 dianggap tidak demokratis</div> <div style="text-align: justify;"> c. Adanya pertentangan antara Presiden dan DPR</div> <div style="text-align: justify;"> d. Masa keanggotaan Konstituante telah habis</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Sistem banyak partai sangat tidak menguntungkan bagi Indonesia karena:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Terlalu banyak partai politik yang menjadi peserta Pemilu</div> <div style="text-align: justify;"> b. Sulit membangun partai politik yang kuat dan didukung oleh rakyat</div> <div style="text-align: justify;"> c. Pemerintah yang stabil tidak dapat diwujudkan</div> <div style="text-align: justify;"> d. Peluang terjadinya pertentangan antar partai semakin terbuka</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 7. PRRI merupakan salah satu pergolakan yang terjadi di daerah:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Sulawesi</div> <div style="text-align: justify;"> b. Kalimantan</div> <div style="text-align: justify;"> c. Jawa</div> <div style="text-align: justify;"> d. Sumatera</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 8. Pemilu 1955 menghasilkan 4 (empat) partai besar, kecuali:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Partai Nasional Indonesia (PNI)</div> <div style="text-align: justify;"> b. Partai Indonesia Raya (Parindra)</div> <div style="text-align: justify;"> c. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)</div> <div style="text-align: justify;"> d. Nahdatul Ulama (NU)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 9. Salah satu faktor yang mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Untuk menciptakan pemerintahan yang stabil</div> <div style="text-align: justify;"> b. Untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945</div> <div style="text-align: justify;"> c. Konstituante tidak dapat melaksanakan tugasnya</div> <div style="text-align: justify;"> d. Terjadinya pertentangan antara para anggota Konstituante</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 10. Pembentukkan MPRS dan DPAS sangat konstitusional karena:</div> <div style="text-align: justify;"> a. Sesuai dengan UUDS 1950</div> <div style="text-align: justify;"> b. Sesuai dengan hak prerogatif Presiden</div> <div style="text-align: justify;"> c. Sesuai dengan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959</div> <div style="text-align: justify;"> d. Sesuai dengan UUD 1945</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>SOAL ISIAN</b></div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li style="text-align: justify;">Pengakuan kedaulatan merupakan salah satu persyaratan formal berdirinya suatu negara, di samping wilayah dan rakyat. Secara de facto, Indonesia telah merdeka pada tanggal 17-8-1945. Secara de jure, kemerdekaan itu harus mendapat pengakuan dari negara-negara lain, terutama Belanda. Pengakuan Belanda atas kedaulatan RI masih sangat terbatas karena .....</li> <li style="text-align: justify;">Terbentuk RIS tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI karena ....</li> <li style="text-align: justify;">Untuk mengatasi krisis yang terus menerus, akhirnya Presiden Soekarno mengeluarkan ....</li> <li style="text-align: justify;">Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal ....</li> <li style="text-align: justify;">Seringnya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal (1950-1959) sebagai akibat adanya persaingan antara ....</li> <li style="text-align: justify;">Pemilu tahun 1955 dilaksanakan pada masa pemerintahan kabinet ....</li> <li style="text-align: justify;">Berdasarkan hasil Pemilu 1955, partai politik yang memperoleh kursi paling banyak di Konstituante adalah .....</li> <li style="text-align: justify;">Cakraningrat adalah kepala negara dari negara bagian ....</li> </ol> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Soal Jawab singkat</i></b><br /> <br /> <ol> <li>Sebutkan 3 (tiga) sebab terjadinya instabilitas pemerintahan pada masa demokrasi liberal (1950-1959)!</li> <li>Sebutkan 3 (tiga) sebab pemerintah RI tidak dapat membangunan perekonomian nasional yang mantap pada tahun 1950-1959!</li> <li>Mengapa Konstituante tidak dapat menyusun Rancangan Undang-Undang?</li> <li>Sebutkan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959!</li> <li>Bagaimanakah pelaksanaan demokrasi terpimpin di Indonesia?</li> </ol> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjChyphenhyphenY4rKdFHwS1OL0VsLe4D0vSySYTQeHsSFlhU2JAdHLcMI0Bse46dxXh7cqWMqXhMZXzSdIa4CH_9gYUPapQHPaLE-X0UJrWKv52tytI-C8_rQXu921khrsU_7SzAbmdQ8eqDMfrm0_/s1600/Demokrasi+terpimpin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Soal Ulangan IPS Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan" border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjChyphenhyphenY4rKdFHwS1OL0VsLe4D0vSySYTQeHsSFlhU2JAdHLcMI0Bse46dxXh7cqWMqXhMZXzSdIa4CH_9gYUPapQHPaLE-X0UJrWKv52tytI-C8_rQXu921khrsU_7SzAbmdQ8eqDMfrm0_/s320/Demokrasi+terpimpin.jpg" title="Soal Ulangan IPS Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> Kunci Jawaban Pilihan Ganda:<br /> <br /> <ol> <li>b. Pengakuan kedaulatan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia</li> <li>c. NKRI sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan RI 17-8-1945</li> <li>b. Dianggap condong ke Blok Barat. (Penjelasannya: mendapat tantangan dari partai koalisinya sendiri yaitu PNI dan Masyumi, kabinet ini juga telah menandatangani persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari AS kepada Indonesia atas dasar Mutual Security Act (MSA). Persetujuan tersebut menimbulkan penafsiran bahwa Indonesia telah memasuki blok barat (AS) yang berarti bertentangan dengan politik luar negeri bebas-aktif.</li> <li>a. Kabinet Natsir</li> <li>a. Konstituante tidak dapat melaksanakan tugasnya</li> <li>b. Sulit membangun partai politik yang kuat dan didukung oleh rakyat</li> <li>d. Sumatera</li> <li>b. Partai Indonesia Raya (Parindra)</li> <li>c. Konstituante tidak dapat melaksanakan tugasnya</li> <li>c. Sesuai dengan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959</li> </ol> Kunci Jawaban Isian:<br /> <br /> <ol> <li>karena RI hanya diakui sebagai bagian dari RIS</li> <li>keutuhan NKRI belum dapat diwujudkan. RIS memberi peluang kepada Belanda untuk menanamkan pengaruhnya, baik di bidang politik maupun ekonomi</li> <li>Dekrit Presiden 5 Juli 1959</li> <li>27 Desember 1949</li> <li>Partai Pemerintah dan Partai Oposisi</li> <li>Kabinet Burhanuddin Harahap</li> <li>partai politik yang memperoleh kursi paling banyak adalah PNI dengan 57 kursi</li> <li>Cakraningrat adalah kepala negara Madura</li> </ol> Kunci Jawaban Jawab Singkat:<br /> <br /> <ol> <li>a. Jumlah partai terlalu banyak. b. Partai lebih mementingkan kepentingan pemimpinya. c. Konstituante gagal menyusun dan merumuskan RUUD. d. Para anggota Konstituante terpecah menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompok Islam dan kelompok non Islam (nasionalis dan sosialis). e. sering gonta-ganti kabinet.</li> <li>Kondisi perekonomian Indonesia yang buruk dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pelaksanaan sistem ekonomi kolonial, eksploitasi sumber daya alam pada masa pendudukan Jepang yang berorientasi pada kepentingan perang, atau sebagai akibat peperangan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Keadaan itu diperburuk dengan pelaksanaan taktik perang bumi hangus yang memporakporandakan dunia flora Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia telah berusaha untuk memperbaiki perekonomian dengan mengeluarkan berbagai kebijakan di bidang ekonomi. Keadaan perekonomian Indonesia semakin parah sebagai akibat blokade laut oleh Belanda. Tujuannya adalah ingin menghancurkan RI melalui senjata ekonomi.</li> <li>karena terjadinya perbedaan pendapat di antara para anggota Konstituante mengenai isi Rancangan UUD. Oleh karena itu, Sidang Konstituante cenderung dijadikan arena perdebatan antara para anggota Konstituante. Masing-masing anggota cenderung mengutamakan kepentingan partainya dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.</li> <li>isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai berikut: a. Pembubaran Konstituante. b. Pemberlakuan kembli UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950. c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya</li> <li>Dengan dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959, maka kehidupan berbangsa dan bernegara diatur berdasarkan UUD 1945. UUD 1945 kembali dilaksanakan dengan langkah menuju suatu bentuk pemerintahan yang diamankan Demokrasi Terpimpin. Demokrasi terpimpin dalam UUD 1945 merupakan pemerintahan rakyat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya pengertian terpimpin dalam demokrasi ditafsirkan sebagai terpimpin oleh presiden.</li> </ol> Sistem Politik Demokrasi Terpimpin</div> <div style="text-align: justify;"> <br />Dengan berlakunya UUD 1945 dan Demokrasi Terpimpin, Presiden Soekarno langsung memimpir pemerintahan dan segera mengambil kebijakan-kebijakan sebagai berikut: Menyusun Kabinet Kerja, Menyusun Lembaga-lembaga Negara,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sistem Ekonomi Terpimpin</div> <div style="text-align: justify;"> <br />Dalam bidang ekonomi dipraktekkan system ekonomi Terpimpin, Presiden Soekarno secara langsung terjun dan mengatur perekonomian-perekonomian yang terpusat pada pemerintah pusat yang menjurus pada sistem ekonomi etelisme menyebabkan menurunnya kegiatan ekonomi. Pada gilirannya keadaan perekonomian mengalami invlasi yang cukup parah. Pada akhir tahun 1965 inflasi telah mencapai 650 persen</div>

Pendidikan Zone - Soal Ulangan IPS Peristiwa Politik dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan - Berikut ini contoh soal ulangan har...

Penbentukkan MPRS dan DPAS

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Penbentukkan MPRS dan DPAS - Peristiwa penting salama masa demokrasi liberal antara lain adalah pembentukan MPRS dan DPAS.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Penbentukkan MPRS</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebelum ada MPR yang tetap sesuai dengan UUD 1945, Presiden Soekarno membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keanggotaan MPRS terdiri dari 261 orang anggota DPR, 94 orang anggota Utusan Daerah, dan 200 orang anggota Wakil Golongan. Susunan pimpinan MPRS adalah sebagai berikut:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ul> <li>Ketua : Chaerul Saleh.</li> <li>Wakil Ketua : Mr. Ali Sastroamidjojo.</li> <li>Wakil Ketua : K.H. Idham Khalid.</li> <li>Wakil Ketua : D.N. Aidit.</li> <li>Wakil Ketua : Kolonel Wiluyo Puspoyudo.</li> </ul> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8V9wlzNLKdyn3BLZnHZUh7sS-ExvhVvZSYudLSrQLIzeulAjSTTag80pqwJCrzRvbC6sPfGypBnKcrX7cWd49L0-fWRBoNWcTDd7tUwB-ib26u5O3i6EIzqnqQ1wB1omIjjdhoBOOcq0S/s1600/Mr.+Sartono+selaku+Ketua+DPR+sedang+menghadap+Presiden+Soekarno+guna+membicarakan+tindak+lanjut+Dekrit+Presiden+5+Juli+1959.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Penbentukkan MPRS dan DPAS" border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8V9wlzNLKdyn3BLZnHZUh7sS-ExvhVvZSYudLSrQLIzeulAjSTTag80pqwJCrzRvbC6sPfGypBnKcrX7cWd49L0-fWRBoNWcTDd7tUwB-ib26u5O3i6EIzqnqQ1wB1omIjjdhoBOOcq0S/s320/Mr.+Sartono+selaku+Ketua+DPR+sedang+menghadap+Presiden+Soekarno+guna+membicarakan+tindak+lanjut+Dekrit+Presiden+5+Juli+1959.jpg" title="Penbentukkan MPRS dan DPAS" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i><br /></i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Pembentukan DPAS</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> DPAS dibentuk dengan berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beberapa hal yang diketahui berkaitan dengan Penetapan Presiden tersebut, seperti:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>Anggota DPAS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden;</li> <li>Anggota DPAS berjumlah 45 orang, yang terdiri dari 12 orang wakil golongan politik, 8 orang utusan daerah, 24 wakil golongan dan satu orang ketua;</li> <li>Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah;</li> <li>DPAS dipimpin oleh presiden sebagai ketua;</li> <li>Sebelum memangku jabatan, Wakil Ketua dan anggota DPAS mengangkat sumpah/janji di hadapan presiden;</li> <li>DPAS dilantik pada pada tanggal 15 Agustus 1945.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> Di samping DPAS, pada tanggal 15 Agustus itu juga telah dilantik Ketua Dewan Perancang Nasional yaitu Mr. Moh. Yamin dan Ketua Badan Pengawas Kegiatan Aparatur yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX.</div>

Pendidikan Zone - Penbentukkan MPRS dan DPAS - Peristiwa penting salama masa demokrasi liberal antara lain adalah pembentukan MPRS dan DPAS...

Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Keluarnya Dekrit Presiden - Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan secara resmi di Istana Merdeka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dekrit itu dinamakan Dekrit Presiden dan diumumkan pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai berikut:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>Pembubaran Konstituante.</li> <li>Pemberlakuan kembli UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.</li> <li>Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.</li> </ol> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoHFAQrJfLYND6IafkLNYgbHY5WNva-QTWAXmhK0kIjHOTjTtzLkR6IPIxSVTcM5momvdkwfdAZyt-Cgn0Ixot_2QL15V_LzY1fhpnm3PHaaJHRQc0ToAz2_FqDAXlWVjAbGDzn_YZrk4I/s1600/Presiden+Soekarno+sedang+Membacakan+Dekrit+Presiden+5+Juli+1959.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959" border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoHFAQrJfLYND6IafkLNYgbHY5WNva-QTWAXmhK0kIjHOTjTtzLkR6IPIxSVTcM5momvdkwfdAZyt-Cgn0Ixot_2QL15V_LzY1fhpnm3PHaaJHRQc0ToAz2_FqDAXlWVjAbGDzn_YZrk4I/s320/Presiden+Soekarno+sedang+Membacakan+Dekrit+Presiden+5+Juli+1959.jpg" title="Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tanggapan-tanggapan terhadap Dekrit Presiden adalah sebagai berikut:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>Sebagian besar masyarakat mendukung penetapan dekrit oleh Presiden Soekarno.</li> <li>Kasad memerintahkan kepada seluruh anggota TNI untuk melaksanakan dan mengamankan pelaksanaan dekrit tersebut.</li> <li>Mahkamah Agung membenarkan dekrit tersebut,</li> <li>DPR secara aklamasi menyatakan kesediaannya untuk terus bekerja sesuai dengan ketentuan UUD 1945.</li> </ol> Pernyataan DPR ini disampaikan dalam sidang tanggal 22 Juli 1959.

Pendidikan Zone - Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Keluarnya Dekrit Presiden - Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 sebagai Kons...

Sidang-Sidang Konstituante Dekrit Presiden 5 Juli 1959

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Sidang-Sidang Konstituante Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Sidang-sidang Konstituante - Tujuan Pemilu tahun 1955 adalah membentuk DPR dan Konstituante. Salah satu tugas Konstituante adalah menyusun atau merumuskan Rancangan Undang-Undang Dasar (Rancangan UUD) sebagai pengganti UUDS 1950. Sesuai dengan sifatnya yang sementara, maka UUDS 1950 harus diganti dengan UUD yang bersifat tetap. Oleh karena itu, setelah sukses membentuk Konstituante melalui Pemilu 1955, maka Konsituante diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara baik.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Untuk itu, para anggota Konstituante mulai bersidang pada tanggal 10 Nopember 1956. Sidang Konstituante yang dilaksanakan di Bandung dipimpin oleh Wilopo SH, dan telah dibuka secara resmi dengan Pidato Presiden Soekarno. Namun dalam kenyataannya, sampai tahun 1958 Konstituante belum berhasil merumuskan Rancangan UUD sebagaimana yang diharapkan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kegagalan Konstituante untuk merumuskan Rancangan UUD bukan karena para anggota Konstituante tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, melainkan karena terjadinya perbedaan pendapat di antara para anggota Konstituante mengenai isi Rancangan UUD. Oleh karena itu, Sidang Konstituante cenderung dijadikan arena perdebatan antara para anggota Konstituante. Masing-masing anggota cenderung mengutamakan kepentingan partainya dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOOrEUxBxOayMPaAz7Wnm2reT0YIBrKg2qFP8hSBJcFF4KMXoAsjpZGXetZaJAppVQlfeGohrrwD2RFciPMSGRMZeu-1Q-v-xfW9N4Zh98M7O0NITsW3JIFhvmI4ZfEowtWI2b0x_YNULi/s1600/Sidang+Konstituante.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sidang-Sidang Konstituante Dekrit Presiden 5 Juli 1959" border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOOrEUxBxOayMPaAz7Wnm2reT0YIBrKg2qFP8hSBJcFF4KMXoAsjpZGXetZaJAppVQlfeGohrrwD2RFciPMSGRMZeu-1Q-v-xfW9N4Zh98M7O0NITsW3JIFhvmI4ZfEowtWI2b0x_YNULi/s320/Sidang+Konstituante.jpg" title="Sidang-Sidang Konstituante Dekrit Presiden 5 Juli 1959" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Para anggota Konstituante terpecah menjadi dua kelompok utama, yaitu kelompok Islam dan kelompok non Islam (nasionalis dan sosialis). Ternyata, antara kedua kelompok tersebut tidak pernah tercapai kata sepakat mengenai isi Rancangan UUD. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila Konstituante, akhirnya gagal melaksanakan tugasnya. Dalam membangun kehidupan yang demokratis, perbedaan pendapat merupakan sesuatu yang wajar. Namun, bukan berarti masing-masing pribadi, kelompok, golongan, dan/atau partai dapat memaksakan kehendaknya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Setiap perbedaan pendapat harus diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat. Oleh karena itu, menyalahkan demokrasi liberal sebagai penyebab kegagalan Konstituante melaksanakan tugasnya merupakan pemikiran yang kurang bijaksana. Toh negara-negara Barat, demokrasi liberal dapat dilaksanakan secara baik. Namun, adanya pendapat yang mengatakan bahwa demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia patut untuk dihargai.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berdasarkan kenyataan di atas, maka persoalan yang paling mendasar sebenarnya terletak pada kesadaran masing-masing dalam menempatkan kepentingan pribadi dan kepentingan umum (bangsa dan negara). Selama kepentingan pribadi diletakkan di atas segala-galanya, maka demokrasi model manapun tidak akan berhasil membangun kehidupan yang demokratis. Oleh karena itu, demokrasi harus diartikan sebagaimana pengertian dasarnya, yaitu kekuasaan rakyat. Artinya, masing-masing pihak harus dapat menerima pendapat pihak lain. Dengan kata lain, apabila kepentingan bangsa dan negara diletakkan di atas segala-galanya, niscaya kehidupan yang demokratis dapat diwujudkan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Seiring dengan kegagalan Konstituante merumuskan Rancangan UUD, di luar ruang Sidang Konstituante berkembang pemikiran-pemikiran yang semakin kuat untuk kembali ke UUD 1945. Pawai, rapat umum, petisi, dan demonstrasi yang menuntut agar UUD 1945 diberlakukan kembali dilancarkan di mana-mana. Dalam menanggapi tuntutan tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan gagasan untuk kembali ke UUD 1945 dan pelaksanaan demokrasi terpimpin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keinginan-keinginan untuk kembali ke UUD 1945 mendapat dukungan dari pimpinan ABRI (dalam hal ini Mayor Jenderal A.H. Nasution). Kemudian pimpinan ABRI menggerakkan Dewan Menteri untuk mendesak Konstituante agar segera menetapkan UUD 1945 secara konstitusional. Dewan Menteri mengadakan sidang pada tanggal 19 Februari 1959 dan menghasilkan keputusan mengenai pelaksanaan demokrasi terpimpin dalam rangka kembali ke UUD 1945.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keputusan Dewan Menteri itu mengandung tiga hal pokok, yaitu:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ul> <li>(1) tentang UUD 1945,</li> <li>(2) prosedur kembalinya ke UUD 1945, dan</li> <li>(3) tentang masuknya golongan fungsional ke dalam DPR. Artinya, perlu adanya pengangkatan calon anggota DPR dari partai politik dan dari golongan fungsional yang penempatannya diselang-seling secara bergantian.</li> </ul> Di samping itu, diusulkan untuk mengangkat anggota DPR dari Golongan ABRI oleh Presiden. Sementara, untuk membantu tugas-tugas Presiden perlu dibentuk Front Nasional dengan Keputusan Presiden.<br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Berdasarkan perkembangan tersebut, pada tanggal 25 April 1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat di depan Sidang Konstituante yang berisi anjuran untuk kembali ke UUD 1945. Amanat Presiden itu diperdebatkan dalam Konstituante dan akhirnya diputuskan untuk melakukan pemungutan suara sesuai dengan pasal 137 UUDS 1950.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pemungutan suara pun dilaksanakan sampai tiga kali, namun gagal mencapai dua pertiga (2/3). Dengan demikian, upaya untuk menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 secara konstitusional mengalami kegagalan. Terjadilah suasana yang menegangkan dan ada partai politik yang menyatakan tidak mau datang lagi ke Sidang Konstituante.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Menanggapi perkembangan yang terjadi di dalam Konstituante, maka Presiden Soekarno menganggap situasi yang terjadi sebagai keadaan darurat. Itulah situasai yang melatarbelakangi dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.</div>

Pendidikan Zone - Sidang-Sidang Konstituante Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Sidang-sidang Konstituante - Tujua...

Usaha Pemerintah Indonesia untuk Menuju Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal

<div style="text-align: justify;"> Pendidikan Zone - Usaha Pemerintah Indonesia untuk Menuju Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal - Pada masa demokrasi liberal, Indonesia sering ditimpa gelombang pemogokan. Walaupun begitu perdagangan luar negeri masih berkembang baik. Bahkan, waktu itu Indonesia mampu membeli valuta asing sebagai simpanan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Simpanan valuta ini dapat dijual kembali, jika keadaan memaksa seperti pada pertengahan bulan Nopember 1952 Indonesia mulai menjual emasnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Merosotnya cadangan emas itu menyebabkan nilai dasar barang ekspor Indonesia menjadi buruk. Di samping itu, untuk mengurangi inflasi pemerintah harus menyediakan barang sebanyak-sebanyaknya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Usaha pemerintah Indonesia untuk menuju ekonomi nasional, ternyata tidak mudah. Adanya peristiwa Tanjung Morawa (tahun 1952) menyebabkan Kabinet Wilopo jatuh. Peristiwa Tanjung Morawa menimbulkan heboh yang demikian besar.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jatuhnya Kabinet Wilopo dan munculnya kabinet baru di bawah Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo I menandakan suatu tahap baru dalam kebijaksanaan anti penanaman modal asing yang lebih militan. Hal ini antara lain terlihat dari usaha “Indonesianisasi” yang lebih intensif, misalnya dengan bantuan pemerintah Indonesia kepada pengusaha-pengusaha pribumi untuk mengambil alih bagian yang lebih besar dari berbagai kegiatan ekonomi, seperti perdagangan impor, perbankan, perkapalan dan penggilingan beras, yang dikuasai kepentingan ekonomi Belanda dan Cina.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivZ3x_MR8DRFFCJgvYMFN-8Q7X_oIXq-fSb4Yfi60skxJKYpzZEVEga0hPynDPDwf5zI8avhbWV4p-m83Mlbu6IdO8uCLXyVzVpSiekxh3S0W4sikUcX7w0d4RhfDM0M_W-0iacMQ14MXL/s1600/peristiwa+Tanjung+Morawa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Usaha Pemerintah Indonesia untuk Menuju Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivZ3x_MR8DRFFCJgvYMFN-8Q7X_oIXq-fSb4Yfi60skxJKYpzZEVEga0hPynDPDwf5zI8avhbWV4p-m83Mlbu6IdO8uCLXyVzVpSiekxh3S0W4sikUcX7w0d4RhfDM0M_W-0iacMQ14MXL/s320/peristiwa+Tanjung+Morawa.jpg" title="Usaha Pemerintah Indonesia untuk Menuju Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Tanjung Morawa adalah suatu daerah kecamatan di Sumatera Timur di mana terdapat perkebunan yang dimiliki oleh asing, khususnya tembakau. Pada jaman Jepang, perkebunan itu ditinggalkan oleh kontraktornya dan oleh rakyat (dengan dorongan Jepang) perkebunan ini digarap untuk tanaman bahan makanan.</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i><br /></i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Atas dasar isi perjanjian KMB, para kontraktor menuntut kembali hak atas tanah perkebunannya, dan pemerintah Republik Indonesia menyetujui tuntutan mereka. Karena tanah perkebunan itu dapat menghasilkan devisa yang diperlukan, maka kesanggupan pemerintah untuk menjamin modal asing yang ditanam di Sumatera Timur tadi diharapkan akan menarik lebih banyak modal asing yang ditanam di Indonesia.</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i><br /></i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><i>Petani banyak yang protes, tetapi disambut polisi dengan tembakan yang menyebabkan beberapa petani tewas.</i></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebagai daerah bekas jajahan Belanda, Indonesia tidak memiliki banyak ahli, sehingga usaha mengganti sistem ekonomi kolonial ke ekonomi nasional tidak menghasilkan perubahan yang berarti. Hal tersebut mendorong lahirnya berbagai kebijakan pemerintah mengalami defisit keuangan sehingga cenderung melahirkan kebijakan untuk mencetak uang baru yang menimbulkan inflasi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Inflasi dapat menghambat produksi dikarenakan adanya kenaikan upah. Pemimpin-pemimpin nasional yang lebih pragmatis menyadari bahwa PMA baru memang harus ditarik ke Indonesia untuk mengembangkan sumber-sumber daya alam Indonesia dan mendirikan industri modern yang disertai berbagai amandemen.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Undang-Undang PMA melarang PMA dalam beberapa kegiatan ekonomi, seperti pekerjaan umum, pertambangan, dan lapangan usaha lainnya di mana umumnya pengusaha-pengusaha pribumi bergerak. Meskipun pemilikan saham mayoritas tidak dilarang, namun Undang-Undang PMA ini menegaskan bahwa usaha patungan dengan mitra Indonesia akan diberikan prioritas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Situasi politik yang kacau, dan terutama nasionalisasi semua perusahaan Belanda bertalian dengan konflik mengenai status Irian Barat, jelas tidak menguntungkan usahausaha menarik arus PMA baru ke Indonesia. Malahan keadaan politik yang makin radikal dan makin anti kehadiran PMA di Indonesia, maka pada tahun 1959 Presiden Sukarno mencabut UU PMA tahun 1958. Usaha perjuangan pengembalian Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia, dilancarkan pula lewat bidang ekonomi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pada tanggal 18 Nopember 1957 diadakan rapat umum di Jakarta. Rapat umum ini kemudian diikuti dengan aksi pemogokan total oleh kaum buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda. Pada tahun 1957 pemerintah segera mengambil tindakan antara lain:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>Melarang beredarnya semua terbitan dan film yang berbahasa Belanda,</li> <li>Penerbangan Belanda KLM dilarang mendarat dan terbang di atas wilayah Indonesia,</li> <li>Mulai 5 Desember 1957 semua kegiatan Konsul Belanda di Indonesia diminta dihentikan.</li> </ol> <br /> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu terjadi pengambilalihan (nasionalisasi) modal dan berbagai perusahaan milik Belanda, yang kemudian diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1958. Berhubung waktu itu dalam keadaan darurat, militer berperan desar dalam nasionalisasi. Beberapa contoh perusahaan yang diambilalih oleh Indonesia antara lain:</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <ol> <li>Perbankan seperti Nederlansche Handel Maatschappy (namanya kemudian menjadi Bank Dagang Negara).</li> <li>Perusahaan Listrik Phillips.</li> <li>Beberapa perusahaan perkebunan.</li> </ol>

Pendidikan Zone - Usaha Pemerintah Indonesia untuk Menuju Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal - Pada masa demokrasi liberal, Indon...