Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V

 on Friday, May 27, 2016  

Pendidikan Zone - Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V - Berikut ini Contoh Laporan PTK Penjaskes SD Kelas V lima dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Menendang Sepak Bola melalui Modifikasi Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan contoh PTK lengkapnya silahkan SMS ke HP: 081328239660.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas tentang keterampilan gerak menendang dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... terletak ± 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi SD Negeri .... sangat strategis, karena terletak di jalan raya Karanganyar Petanahan. SD Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga mudah dijangkau oleh para siswanya.
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian, sarana dan prasarananya cukup tersedia dengan lengkap. Halaman sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran penjaskes. Sebagai sumber data pendukung, perpustakaan telah menyediakan berbagai buku. Sarana olahraga seperti peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian tentang keterampilan gerak menendang.

2. Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian adalah 4 (empat) bulan. Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2013. Kegiatan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan meliputi seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan meliputi penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Bulan Ke
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan judul
e. Penyusunan proposal
f. Pengajuan izin penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan data penelitian
3. Penyusunan laporan
a. Penulisan laporan
b. Ujian skripsi

B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri .... Kabupaten .... tahun pelajaran .... yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Siswa kelas V SD Negeri .... mayoritas berasal dari keluarga petani, oleh karena itu sebagian waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga mereka jarang melakukan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi yang berhubungan dengan keterampilan gerak menendang sepak bola. Selama ini mereka hanya asal bisa menendang bola saja. Kegiatan olahraga yang mereka lakukan di rumah hanya sebatas permainan saja, tanpa belajar keterampilan gerak menendang sepak bola.


C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis dan sumber data. Jenis data yang digunakan meliputi data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data adalah meliputi dari mana saja data tersebut diperoleh. Jenis data penelitian ini meliputi motivasi belajar siswa tentang keterampilan gerak menendang sepak bola dan keterampilan siswa dalam gerak menendang sepak bola.
Sumber data penelitian diambil dari siswa kelas V, guru, SD Negeri ...., kebiasaan siswa dalam bermain sepak bola, dan dokumen berupa buku-buku sumber yang di antaranya buku mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V BSE dan buku-buku lain tentang sepak bola dari perpustakaan.

D. Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi wawancara dengan siswa kelas V dan guru, observasi atau pengamatan langsung ke tempat pembelajaran untuk mencatat data tentang kondisi belajar siswa yang meliputi keaktifan, keseriusan, semangat, antusiasme, dan kefokusan siswa terhadap pembelajaran.

E. Uji Validitas Data

Teknik pengujian validitas data dilakukan dengan triangulasi yang meliputi triangulasi data, metode, teori, dan peneliti Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.

Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan triangulasi, yaitu:
1. Hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4. Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
7. Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F. Analisis Data
Data penelitian meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif, misalnya persentase hasil belajar siswa pada satu siklus dengan siklus berikutnya. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk menyusun rencana perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.
2. Penyajian data
Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai berikut:
a. Hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menghitung prestasi pencapaian siklus I dan II.
b. Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan guru ketika pembelajaran berlangsung.
d. Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
e. Nilai hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM.
f. RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar RPP dengan silabus dan kurikulum serta langkah-langkah pembelajarannya.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan Cara Mengukur
Minat belajar siswa 80% Diamati saat pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang memfokuskan perhatiannya pada keterampilan gerak menendang sepak bola yang dipraktekannya.
Keaktifan siswa dalam menendang bola sesuai teknik yang dipelajari 80% Diamati saat pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang menampakan keaktifan dalam mempelajari keterampilan gerak menendang sepak bola.
Keterampilan gerak menendang sepak bola siswa 75% Diukur dari hasil tes menendang ke arah pasangan dan sasaran dan dihitung jumlah siswa yang dapat menendang ke arah pasangan dan sasaran miNIPal 75% tendangan tepat mengenai sasaran.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut gambar daur penelitian tindakan kelas:

Gambar 6. Daur Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP dibuat dengan skenario yang jelas dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan media bantu dan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik, gawang, dan peluit, dan mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan diawali dengan kegiatan awal yang meliputi peneliti mempersilahkan siswa untuk berbaris, siswa berdo’a, dilanjutkan dengan presensi, peneliti memberikan apersepsi, dorongan kemauan dan semangat, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran, dan peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melakukan pemanasan dengan bermain “Berburu Binatang”. Cara bermain permainan Berburu Binatang adalah siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B, kemudian kelompok A dan B mengadakan tos, kelompok yang menang menjadi pemburu/memainkan bola, yang kalah menjadi binatang buruan (sasaran bola). Siswa yang terkena bola, mati dan keluar lapangan. Tujuan permainan ini adalah untuk mengkondisikan siswa dan menggali potensi anak tentang gerakan menendang bola.
Kegiatan inti tindakan siklus I adalah peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam, kemudian siswa melakukan gerakan menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola plastik, berpasangan.
Peneliti menjelaskan dan memberi contoh gerakan menendang dengan punggung kaki, kemudian siswa melakukan gerakan menendang bola dengan punggung kaki menggunakan bola plastik berpasangan.
Peneliti menjelaskan dan memberi contoh gerakan menghentikan/mengontrol bola dengan kaki, kemudian siswa melakukan gerakan menghentikan/mengontrol bola dengan kaki menggunakan bola plastik berpasangan.
Pada tindakan siklus I, peneliti menerapkan 3 formasi latihan, yaitu formasi latihan I menendang dengan kaki bagian dalam berpasangan, menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki berpasangan, dan mengontrol/menghentikan bola dengan kaki. Formasi latihan II, siswa B menendang dengan kaki bagian dalam ke arah siswa A, siswa A mengontrol dengan kaki, dilanjutkan menendang dengan kaki bagian dalam ke arah X/sasaran, kemudian siswa B lari menuju X untuk menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki ke depan, kemudian siswa A lari ke belakang siswa F, sedangkan siswa B menempati posisi siswa A, dan begitu seterusnya. Formasi latihan III, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bermain sepak bola dengan kaki bagian dalam.
Selama kegiatan berlangsung, Guru mengawasi siswa, baik pelaku maupun pengamat, Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memberikan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali untuk melakukan pendinginan (CD), siswa mendengarkan penjelasan tentang materi yang telah disampaikan, Guru mengevaluasi tentang gerakan-gerakan dasar sepak bola, antara lain menendang dengan kaki bagian dalam, dengan punggung kaki, dan gerakan menghentikan/mengontrol bola, dan pembelajaran diakhiri dengan do’a.

c. Observasi
Dalam pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu, siswa kelas V sudah mulai menampakan ketertarikan terhadap pembelajaran. Siswa yang pada kegiatan pratindakan bermain sendiri, pada siklus I ini mulai berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan keterampilan siswa dalam materi gerak menendang sepak bola dalam lembar pengamatan, sebagai bahan analisis untuk mengambil tindakan selanjutnya.

d. Refleksi
Minat dan perhatian siswa terhadap materi keterampilan gerak menendang sepak bola diamati, dihitung, dan dicatat siswa yang fokus pada pembelajaran. Pada siklus I siswa yang fokus terhadap pembelajaran tercatat sebanyak 20 siswa (71,4%). Siswa yang telah aktif mengikuti pembelajaran 20 anak (71,4%), demikian juga dengan hasil belajar siswa, siswa yang telah terampil dalam gerak menendang sepak bola dengan kaki bagian dalam dan punggung kaki tercatat 20 anak (71,4%). Meskipun minat, keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I ini telah meningkat, namun peningkatannya belum seperti yang diharapkan sesuai indikator kinerja penelitian, untuk itu perlu diadakan tindakan berikutnya pada siklus II.
Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Formasi pembelajaran dirubah menjadi menendang ke arah sasaran, berbeda dengan siklus I yang menggunakan formasi berpasangan.

2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP yang dibuat dengan skenario yang jelas dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan media bantu dan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik, gawang, dan peluit, dan mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan kegiatan awal. Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris. Siswa berdo’a, dilanjutkan dengan presensi. Peneliti memberikan apersepsi, dorongan kemauan dan semangat, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran.
Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melakukan pemanasan dengan bermain “Berburu Binatang”. Cara bermain permainan Berburu Binatang adalah siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B, kemudian kelompok A dan B mengadakan tos, kelompok yang menang menjadi pemburu/memainkan bola, yang kalah menjadi binatang buruan (sasaran bola). Siswa yang terkena bola, mati dan keluar lapangan. Tujuan permainan ini adalah untuk mengkondisikan siswa dan menggali potensi anak tentang gerakan menendang bola.
Kegiatan inti tindakan siklus II adalah peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam, kemudian siswa melakukan gerakan menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola plastik, berpasangan, selanjutnya siswa melakukan gerakan menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola plastik ke arah sasaran.
Peneliti menjelaskan gerakan menendang dengan punggung kaki. Siswa melakukan gerakan menendang bola dengan punggung kaki menggunakan bola plastik berpasangan. Siswa melakukan gerakan menendang bola dengan punggung kaki menggunakan bola plastik ke arah sasaran yang lebih tinggi. Siswa melakukan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam menggunakan bola nomor 4, berpasangan. Siswa melakukan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam menggunakan bola nomor 4, ke arah sasaran. Siswa melakukan gerakan menendang dengan punggung kaki menggunakan bola nomor 4, berpasangan. Siswa melakukan gerakan menendang dengan punggung kaki menggunakan bola nomor 4, ke arah sasaran yang lebih tinggi.
Peneliti menjelaskan dan memberi contoh gerakan menghentikan atau mengontrol bola dengan kaki. Siswa melakukan gerakan menghentikan atau mengontrol bola dengan kaki menggunakan bola nomor 4 secara berpasangan. 
Pada tindakan siklus II, peneliti menerapkan 3 formasi latihan, yaitu formasi latihan I menendang dengan kaki bagian dalam berpasangan, menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki berpasangan, dan mengontrol/menghentikan bola dengan kaki. Formasi latihan II, siswa B menendang dengan kaki bagian dalam ke arah siswa A, siswa A mengontrol dengan kaki, dilanjutkan menendang dengan kaki bagian dalam ke arah X, kemudian siswa B lari menuju X untuk menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki ke depan, kemudian siswa A lari ke belakang F, sedangkan siswa B menempati posisi A, dan begitu seterusnya. Formasi latihan III, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bermain sepak bola dengan kaki bagian dalam.
Selama kegiatan berlangsung, Guru mengawasi siswa, baik pelaku maupun pengamat, Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memberikan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali untuk melakukan pendinginan (CD), siswa mendengarkan penjelasan tentang materi yang telah disampaikan, Guru mengevaluasi tentang gerakan-gerakan dasar sepak bola, antara lain menendang dengan kaki bagian dalam, dengan punggung kaki, dan gerakan menghentikan/mengontrol bola, dan pembelajaran diakhiri dengan do’a.

c. Observasi
Pada siklus II ini, pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu, siswa menunjukkan minat dan ketertarikan terhadap pembelajaran yang sangat tinggi. Formasi latihan menendang ke arah sasaran berefek positif terhadap minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sudah tidak ada siswa yang bermain sendiri, semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan keterampilan siswa dalam materi gerak menendang sepak bola dalam lembar pengamatan.
d. Refleksi
Minat, keaktifan, dan keterampilan siswa terhadap materi keterampilan gerak menendang sepak bola diamati, dihitung, dan dicatat sebagai data penelitian. Pada siklus II, seluruh siswa yang berjumlah 28 anak, telah menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran (100%). Selain itu, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran (100%), demikian juga dengan hasil belajar siswa, tingkat ketuntasan telah mencapai 100% atau dengan kata lain seluruh siswa yang berjumlah 28 anak telah tuntas semua. Dengan demikian indikator kinerja penelitian telah tercapai, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.

Baca juga:
  1. Contoh BAB II PTK Penjaskesrek Sepak Bola Kelas 5 SD
  2. Contoh BAB IV PTK Penjaskesrek Sepak Bola Kelas 5 SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 jika Bapak, Ibu, atau Saudara menginginkan contoh PTK lengkapnya. Demikian Abstrak Motto dan Persembahan PTK Penjaskes Sepak Bola Kelas 5 semoga bisa membantu.
Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V 4.5 5 Unknown Friday, May 27, 2016 Pendidikan Zone - Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat SD BAB III Sepak Bola Kelas V - Berikut ini Contoh Laporan PTK Penjaskes SD Kelas V li...


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar pada kotak komentar di bawah ini!