BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD

 on Tuesday, March 22, 2016  

Pendidikan Zone - BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD - Berikut ini contoh PTK Penjas dengan judul Upaya Meningkatkan Penguasaan Senam Ketangkasan melalui Pendekatan Bermain Dan Alat Bantu Pada Siswa Kelas II Sd Negeri ….

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan contoh PTK lengkapnya silahkan SMS ke HP: 081328239660.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniahnya. Usaha tersebut dilakukan secara sengaja dari orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan anak dan mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. (Soegardo dan Harahap. 1981:257).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa, pendidikan adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut Raka Joni (1981: 14) hakikat pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan subyek didik dengan kewibawaan pendidik.
b. Pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
c. Pendidikan meningkatkan kualitas pribadi dan masyarakat.
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
e. Pendidikan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

2. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan peserta didik di sekolah. Menurut Abdul Gafur  (dalam Arma Abdullah dan Agus Manadji. 1994: 5) pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dan intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak, jadi hakikat dari pendidikan Jasmani adalah satu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar melalui kegiatan jasmani dan intensif.
Menurut Nixon dan Jewett (1980: 27), pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi, dan sosial.
Menurut Frost (1975: 33), pendidikan jasmani terdiri dari perubahan dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak, yaitu merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melempar, dan gerakan lain yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permainan, senam, tari, renang, serta berenang dan berlari.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak, pengetahuan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang aktif dan afektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa.

3. Pengertian Senam Ketangkasan
Senam berasal dari tejemahan kata gymnastiek (bahasa Belanda), gymnastic (bahasa Inggris), gymnastiek (bahasa Belanda, gymnastiek asal katanya dari gymnos (bahasa Greka). Gymnos berarti ‘telanjang’. Gymnastiek pada zaman kuno memang dilakukan dengan badan telanjang atau setengah telanjang. Maksudnya agar gerakan dapat dilakukan tanpa gangguan sehingga menjadi sempurna. Tempat berlatih senam di zaman Yunani Kuno disebut Gymnastium.
Senam memiliki batasan tersendiri. Senam adalah sekelompok susunan latihan tubuh (jasmani) yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan metodis dilakukan dengan sadar dengan tujuan membentuk pribadi secara harmonis.         
            Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.     
            Senam ketangkasan sering dikatakan dengan senam pertandingan atau senam artistik, karena bentuk-bentuk gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baikmengenai sikap pada waktu akanmelakukan, keindaha dan ketepatan, serta keseimbangan pada sikap akhirnya.
            Senam ketangkasan dasar adalah senam ketangkasan atau senam artistik yang menggunakan alat matras. Latihan-latihannya dilakukan diatas lantai beralaskan matras di dalam gedung atau bangsal senam, maka biasanya dapat pula disebut senam lantai. Senam ketangkasan bagi siswa SD terutama Kelas II yaitu melompat dan meloncat dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.

4. Jenis Senam Ketangkasan
            Senam ketangkasan adalah senam dapat dilaksanakan tanpa alat dan denganmenggunakan alat. Senam ketangkasan yang dilakukan tanpa alatdinamakan senam lantai (floor exercise), sedangkan senam ketangkasan menggunakan alat dinamakan senam alat.

5. Pengertian Melompat dan Meloncat
Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan kaki. Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain dengan tumpuan dua kaki dan mendarat dengan kaki. (http://binoracom.wordpress.com/2011/08/21/lompat-dan-loncat/).


Gambar 1 Melompat dengan Tumpuan Satu Kaki

BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD

Gambar 2 Meloncat dengan Tumpuan Dua Kaki

Gerak dasar lompat dan loncat merupakan bagian dari gerak lokomotor, yaitu gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain. Macam-macam gerak lokomotor yaitu lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skipping, rolling, dan memanjat. Melompat dan meloncat adalah gerakan memindahkan tubuh dengan menggunakan dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus dengan menggunakan kaki. (http://ramliunmul.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-gerak.html?zx=8daff32c8ac6b69b).
Tujuan utama dari pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat bukan untuk meningkatkan prestasi para siswa, tetapi lebih ditekankan pada upaya untuk memperkaya gerak dasar lompat dan loncat. Siswa diharapkan lebih terampil, efektif dalam menggunakan atau memfungsikan anggota badannya.
Karakteristik gerak dan struktur gerak lompat dan loncat dalam atletik berdasarkan buku Pedoman Lomba Atletik Seri Lompat dan loncat (PEPASI, 1996) adalah sebagai berikut:
a. Dengan tumpuan dua kaki
b. Loncat ke depan
c. Loncat ke belakang
d. Loncat ke samping kiri atau ke kanan
e. Loncat ke atas
f. Loncat berputar
g. Melompat dengan tumpuan satu kaki
h. Lompat ke depan, ke belakang, ke samping, ke bawah, ke atas, dan lompat berputar
i. Sendirian, berpasangan, atau berkelompok
j. Bersama anak-anak lain atau melawan anak-anak lain
k. Melewati rintangan menggunakan lapangan rumput, matras, atau bak pasir
l. Di hutan, di kebun atau di jalan, dan lain-lain.

6. Bermain
Teori Relaksi dari Patrick (dalam Soetoto pontjopoetro. 2002: 1.7) teori ini mengemukakan bahwa, “Permainan adalah menyenangkan dan dilakukan karena ingin bermain. Karena bermain adalah cara untuk melepaskan diri dari segala kehidupan dan segala macam paksaan”. Teori kelebihan tenaga dari Herbert Spencer (dalam Soetoto pontjopoetro, 2002: 1.7) teori ini mengatakan bahwa, “Tenaga yang berlebihan yang ada pada anak itu menuntut jalan keluar dan pada disalurkan dalam permainan”.
Ahli-ahli pendidikan seperti Gutsmuths, Montessori da Frobel (dalam Soetoto pontjopoetro, 2002: 1.10) menganjurkan supaya permainan itu menjadi  alat pendidikan yang utama, untuk menuntun pertumbuhan jasmani dan rohani. Anak-anak bermain dalam suasana jiwa bebas, lepas dari segala rintangan dan tekanan, serta mencerminkan jiwa mereka kepada kita, sehingga mudah bagi kita untuk mengetahui tabiat anak. Maka tepat sekali jika para ahli pendidikan mengatakan bahwa anak yang sedang bermain adalah sebagai buku yang sedang terbuka yang mudah terbaca.
Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, maka dapat kita ambil suatu definisi bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang menarik, menantang dan menimbulkan kesenangan, karena dengan adanya rasa senang memudahkan dalam mengajar dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi permainan dalam pendidikan sangat mendukung keberhasilan pendidikan. Anak-anak suka bermain dan permainan itu dilakukan dengan gembira. Oleh karena itu segala sesuatu yang diajarkan waktu itu dapat ditangkapnya dengan mudah. Maka, sebaiknya semua pembelajaran kepada anak-anak diberikan dalam suasana gembira atau sambil bermain.
Dalam permainan seorang anak belajar memberi dan menerima, belajar mengukur kekuatan atau kecepatan sendiri dengan orang lain, belajar bergaul dengan orang lain, belajar jujur dan sportifitas, belajar bekerjasama sehingga akan timbul rasa persatuan.
Pembelajaran atletik yang hanya berorientasi kepada hasil tanpa memperhatikan variasi dalam proses pengembangannya dapat menjebak siswa dalam kebosanan dan kejenuhan. Bermain dalam hal ini sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan dan jenis permainannya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Misalnya, dalam materi lompat dan loncat, contohnya adalah memindahkan benda ke tempat lain, melompat dan meloncat dengan melewati rintangan dan sebagainnya. Dengan bermain diharapkan siswa menjadi termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran atletik.

7. Alat/Media Bantu
Alat/media pembelajaran diartikan sebagai bentuk yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. (Basyirudin Usman. 2002: 12).
Alat/media bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya alat bantu lebih sering disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media menurut Arsyad (2002) adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan agar siswa mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu belajar yang bisa digunakan sendiri oleh siswa atas bimbingan guru, dalam pembelajaran media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memberikan atau menyampaikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan ini disusun menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh sebab itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan perkataan lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa. 
Target sasaran pendidikan di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Susilana (2009: 9) adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Alat bantu dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk merubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru, selain itu, alat bantu harus efisien dan efektif dalam penggunaannya yaitu memberikan hasil guna yang ditinjau dari segi pesan dan kepentingannya, serta alat bantu harus komunikatif, yaitu bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga siswa mudah menerima pelajaran dari guru. 
Pemilihan media bantu yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sangat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Media bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran gerak dasar lompat dan loncat penelitian tindakan kelas ini berupa ban bekas dan bilah bambu. Pembelajaran menggunakan media bantu ban bekas dan bilah bambu membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menantang bagi siswa bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media bantu.

Gambar 3 Melompat dan Meloncat dengan Media Ban Bekas

Gambar 4 Melompat dan Meloncat dengan Media Bilah Bambu

B. Kerangka berpikir
Pendekatan bermain dan alat bantu diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
Penelitian difokuskan pada upaya peningkatan penguasaan senam ketangkasan melompat dan meloncat, minat, kegembiraan dan keaktifan siswa serta dengan pendekatan permainan. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD

Baca juga:
  1. BAB I PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD
  2. BAB III PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD
  3. Daftar judul PTK Kenaikan Pangkat SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 jika Bapak Ibu Saudara menginginkan contoh PTK lengkapnya. Demikian semoga bisa membantu.
BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD 4.5 5 Unknown Tuesday, March 22, 2016 Pendidikan Zone - BAB II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Senam Ketangkasan Kelas 2 SD - Berikut ini contoh PTK Penjas dengan judul Upaya...


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar pada kotak komentar di bawah ini!