BAB II Contoh PTK Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret

 on Saturday, February 27, 2016  

Pendidikan Zone - BAB II Contoh PTK Matematika Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret - Berikut ini contoh PTK dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penggunaan Media Konkret pada Siswa Kelas VI SD Negeri ....

Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan contoh PTK lengkap bisa SMS ke HP: 081328239660.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13). Belajar adalah usaha mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap (Suharsimi, 1993: 19).
Hilgard, dalam buku Theories of Learning (1948: 409) mengemukakan, belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu.
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Demaja WS (2004), hasil belajar adalah merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Menurut Abdurrahman (2003: 37), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak yang dikatakan berhasil dalam pembelajaran adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempengaruhi belajar mengajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir yang diharapkan menjadi kebiasaan siswa. Guru berperan sebagai komunikator dan bahan ajar yang dikomunikasikan berisi pesan ilmu pengetahuan (Gagne dan Briggs-1979).
Sudiarto (1990) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan agar kegiatan belajar tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara internal maupun eksternal.
Bruner berpendapat bahwa, salah satu tahap dalam proses pembelajaran adalah tahap enaktif, yaitu yang ditandai oleh manipulasi secara langsung objek-objek berupa benda di lingkungan sekitar atau peristiwa kongkrit.
4. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri, (James dalam Ruseffendi, dkk 1996: 27).
Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis. Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, (Johnson dan Rising dalam Ruseffendi, dkk. 1996: 28).
Menurut Reys dkk. dalam Ruseffendi, dkk. (1996: 28) mengemukakan bahwa Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau cara berpikir, suatu seni suatu bahasa dan suatu alat.
Menurut Puskur-Dit PTKSD (2003: 2), Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterlibatan antar konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu yang mempelajari pola berfikir, pola pengorganisasian pembuktian yang logis, serta bahasa dan penelaahannya yang dibangun melalui proses penalaran deduktif.
5. Pengertian Media
Media pembelajaran diartikan sebagai bentuk yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (massage), merangsang pikiran perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. (Basyirudin Usman. 2002: 12).
Media bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan/pengajaran. Dalam praktiknya media bantu lebih sering disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media menurut Arsyad (2002) adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan agar siswa mengetahui sesuatu hal.
Media berperan sebagai alat bantu belajar yang bisa digunakan sendiri oleh siswa atas bimbingan guru, dalam pembelajaran media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memberikan atau menyampaikan pelajaran.
Media bantu pendidikan ini disusun menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh sebab itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan perkataan lain media dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa.
Seorang pakar ilmu pendidikan bernama Edgar Dale membagi media atau alat bantu pendidikan tersebut ke dalam 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap media tersebut di dalam sebuah gambar kerucut yang dinamakan kerucut Edgar Dale.
Semakin mengerucut maka akan semakin kecil intensitasnya dalam membantu dan mempermudah persepsi dari masyarakat atau sasaran pendidikan.
11 macam alat peraga pendidikan tersebut yaitu kata-kata, tulisan, rekaman/radio, film, televise, pameran, field trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, dan benda asli.

Gambar 2.1. Kerucut Edgar Dale

Pada gambar kerucut Edgar Dale tersebut di atas dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi bahan pendidikan/pengajaran. Sedangkan penyampaian materi atau bahan hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Maka jelaslah bahwa penggunaan alat peraga merupakan implementasi salah satu prinsip proses pendidikan.

B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar matematika siswa kelas VI yang masih rendah harus segera diperbaiki. Siswa diupayakan dapat memecahkan masalah melalui pengamatan, penafsiran, penerapan, dan diskusi. Berdasarkan pernyataan di atas, maka kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut:

BAB II Contoh PTK Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi awal, guru belum menggunakan media konkret dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah. Pada siklus I, guru menggunakan media konkret sehingga hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus II, selain menggunakan media konkret, pembelajaran dilaksanakan berkelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 siswa. Siswa mengamati media konkret secara langsung yang berupa benda-benda di lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, dan menyenangkan dan pada akhirnya hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan.

C. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
1. Penggunaan media konkret dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika.
2. Penggunaan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran matematika.

Baca juga:
  1. BAB I Contoh PTK Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret
  2. BAB III Contoh PTK Matematika Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret
  3. Daftar judul PTK Kenaikan Pangkat SD
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 jika Bapak Ibu Saudara menginginkan contoh PTK lengkapnya. Demikian semoga bisa membantu.
BAB II Contoh PTK Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret 4.5 5 Unknown Saturday, February 27, 2016 Pendidikan Zone - BAB II Contoh PTK Matematika Kenaikan Pangkat Kelas 6 Penggunaan Media Konkret - Berikut ini contoh PTK dengan judul Upay...


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas Kunjungannya, Silahkan berkomentar pada kotak komentar di bawah ini!